Jakarta, CNN Indonesia — Kepala Staf Presiden Moeldoko memiliki penilaian sendiri mengenai industri elektrifikasi di Tanah Air. Bagi dia yang terbaik tetap kendaraan listrik murni berbasis baterai yang tidak menghasilkan emisi gas buang.
“Ya kalau bisa langsung murni listrik kenapa tidak,” kata Moeldoko ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat ini pasar otomotif telah masuk dalam era elektrifikasi. Namun terdapat dua kubu soal hal ini, yaitu merek Jepang yang memilih lebih dulu menawarkan mobil hybrid sementara non-Jepang langsung ke mobil listrik murni.
Banyak merek Jepang do dalam negeri belum mau langsung terjun ke era kendaraan listrik murni. Toyota, Mitsubishi, dan Suzuki saat ini masih menawarkan penjualan mobil hybrid.
Strategi seperti itu juga dinilai lebih sehat bagi industri. Banyak juga yang menyebut mobil hybrid ibarat jembatan menuju era kendaraan listrik murni.
Moeldoko yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menilai istilah ‘jembatan’ bagi mobil hybrid sebelum ke kendaraan listrik murni hanya persepsi.
“Itu persepsi. Tapi bagi Indonesia kalau bisa langsung lebih bagus. Lompat,” ungkap dia.
Masuk langsung ke era industri kendaraan listrik murni juga dinilai dapat membantu pemerintah memenuhi target nol emisi pada 2060.
“Itu komitmen pemerintah menuju ke sana,” kata Moeldoko.
Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal Periklindo Tenggono Chuandra Phoa mengatakan mobil hybrid merupakan kendaraan yang bergerak dengan dua jantung alias mesin dan motor listrik. Hal itu membuat pengguna akan tetap masif menggunakan bahan bakar.
Namun jika dengan kendaraan berbasis baterai, ia menilai energi yang digunakan tidak lagi bahan bakar, melainkan listrik sepenuhnya.
“Jadi ya slogan kita BBM naik siapa takut. Kan sekarang udah naik banget,” kata Tenggono.