Mobil dan motor bertenaga listrik menguat sebagai alternatif kendaraan bagi masyarakat Indonesia. Sepanjang triwulan I-2024 saja, penjualan kendaraan elektrik meningkat tajam. Ajang Periklindo EV Show 2024 menjadi etalase bagi produk terbaru kendaraan listrik dan sarana pendukungnya.
Pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 berlangsung mulai Selasa (30/4/2024) hingga Minggu (5/5/2024) di JIExpo, Kemayoran, Jakarta. Dibandingkan tahun sebelumnya, pameran yang diselenggarakan bersama Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) dan Dyandra Promosindo ini menempati area pamer dua kali lipat luasnya. Sebab, ajang tahun ini diikuti oleh lebih banyak jenama.
Di lini mobil listrik, beberapa jenama yang ikut serta, antara lain, BMW-Astra, BYD, Chery, Hyundai, MG, MAB, Neta, Seres, dan Wuling. Sementara kendaraan roda dua diikuti oleh sejumlah merek, seperti Keeway, Honda, Kymco-Ionex, Move, Volta, Gesits, Green Tech, Rakata Motorcycle, dan ZPT.
Selain menjual, sebagian merek memamerkan produk terbarunya, atau pengembangan teknologi terkini mereka. Jenama Chery, misalnya, mengumumkan bahwa mobil listrik Omoda E5 telah dipadukan dengan aplikasi informatika bernama Car Link O. Aplikasi ini membuat mobil terhubung dengan ponsel pemilik untuk menjalankan sejumlah fungsi seperti pelacakan dan pengoperasian jarak jauh.
Pengunjung mengamati mekanisme mobil listrik dalam pameran otomotifPeriklindo Electric Vehicles Show (PEVS) 2024 di Jakarta International Expo (JIEXpo), Kemayoran, Selasa (30/4/2024). PEVS 2024 merupakan ajang pameran kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara. PEVS 2024 diikuti oleh 116 peserta dari merek mobil dan motor listrik, industri pendukung, hingga aksesoris kendaraan.
Chery Omoda E5 adalah mobil listrik murni yang telah mulai banyak terlihat di jalanan. M Ilham Pratama, Head of Marketing Chery Motor Indonesia, mengklaim, mobil ini telah dipesan sebanyak 3.600 unit sejak diperkenalkan pertama kali di kuartal III-2023. ”Tahun ini kami telah mengirim sebanyak 1.600 unit, dan rencananya 800 unit lagi di bulan Mei,” kata Ilham. Penggemar mobil dengan model SUV crossover ini tergolong banyak, dengan harga nyaris Rp 500 juta.
Dalam pameran ini, anjungan Chery tergolong besar dan terang diapit oleh Hyundai dengan produk unggulan Ioniq 5 dan Ioniq 6, serta pemain baru BYD. Jenama BYD setelah menggemparkan ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) pada Februari lalu, tetap mengusung tiga modelnya, yakni BYD Dolphin, BYD Atto-3, dan BYD Seal; semuanya mobil listrik.
Meski tidak mengenalkan produk baru, jenama ini tetap memberi kejutan. PT BYD Motor Indonesia mengumumkan bakal membuka pabrik perakitan kendaraan listrik di Indonesia. Mereka menandatangani perjanjian kerja sama dengan pengembang kawasan industri Subang Smartpolitan di Kabupaten Subang, Jabar.
Suasana pemaparann BYD Indonesia pada Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao mengatakan, fasilitas perakitan itu menempati lahan seluas 108 hektar. Serah terima lahan dilakukan pada Agustus 2024. Zhao menambahkan, perakitan mobil istrik di pabrik itu akan mulai beroperasi Januari 2026. Sebelum dirakit di dalam negeri, mobil akan diimpor utuh dari China. Pesanan dijanjikan dikirim kepada konsumen mulai Juni mendatang.
Produsen lain yang juga akan berinvestasi dalam bentuk pabrik perakitan di Indonesia adalah PT Neta Auto Indonesia. ”Kami siap investasi di Indonesia dengan pabrik perakitan mobil CKD (completely knocked-down). Produk pertama yang akan dirakit di Indonesia adalah Neta V-II,” kata Jerry Huang, Managing Director PT Neta Auto Indonesia.
Mobil yang dimaksud Huang itu adalah perbaikan dari Neta V yang telah meluncur pada 2023. Perbedaan signifikan antara keduanya terletak pada bagian eksterior, terutama wajah muka dan belakang. Bagian depan bawah yang semula polos sewarna bodi, kini berbahan plastik keras warna hitam dengan riasan totol-totol krom berjumlah 48 titik. Mereka menyebutnya starlight grill. Bentuk lampu belakang kini disatukan riasan garis menyala; terlihat lebih simpel dan elegan.
Neta V-II adalah mobil baru yang dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS). Pengembangan dari mobil Neta V ini akan dirakit di dalam negeri mulai akhir Mei 2024.
Spesifikasi detailnya baru akan diumumkan dalam beberapa pekan ke depan. Santer disebut bahwa kapasitas baterainya mengecil dari semula 40 kWh, menjadi sekitar 36,7 kWh, tetapi jangkauan jarak tempuhnya tetap 401 kilometer.
Selama pameran, Neta V-II mulai ditawarkan kepada calon konsumen. Harganya disebutkan Rp 200 jutaan. Untuk mengetahui harga pastinya, calon konsumen harus menandatangi surat pemesanan kendaraan atau SPK. Seorang tenaga penjualan Neta membisikkan perkiraan harganya, yaitu sekitar Rp 280 juta hingga Rp 290 juta.
”Harga resminya nanti diumumkan ketika resmi diluncurkan, mungkin dua minggu lagi. Di pameran ini kami baru membuka sistem prapesan,” kata Jordy Angkawidjaja, Product Planning Manager Neta. Perakitan Neta V-II, kata Jordy, akan dimulai akhir Mei 2024 di fasilitas perakitan PT Handal Indonesia Motor di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jabar. Kapasitas produksinya mencapai 23.000 unit per tahun.
Karena dirakit di dalam negeri, harga Neta V-II ini dipastikan lebih rendah dari Neta V, yang harganya kini Rp 317 juta. Selain harga yang lebih rendah, pembeli juga mendapat perangkat pengisi listrik rumahan, serta garansi seumur hidup tanpa batas jarak tempuh untuk baterai dan motor listrik.
Salah satu mobil listrik Wuling dipamerkan di Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Dilihat dari model dan dimensinya, Neta V dan Neta V-II bakal bersaing dengan Wuling BinguoEV, yang dikenalkan pertama kali di ajang PEVS 2023 silam. Wuling BinguoEV dengan rentang harga Rp 317 juta sampai Rp 372 juta ini adalah primadona baru di kelas mobil listrik kompak.
Wuling Motors mengklaim, BinguoEV terjual sekitar 3.000 unit di kuartal I-2024. Angka itu berkontribusi besar pada penjualan mobil listrik di Indonesia di awal tahun ini. Berdasarkan data Gaikindo, sejak Januari hingga Maret 2024 terjual sebanyak 5.811 unit mobil listrik. Padahal, dalam periode yang sama setahun sebelumnya, mobil listrik terjual ”hanya” 1.795 unit. Peningkatannya 200 persen lebih (Kompas.id, 27 April 2024).
Di ajang PEVS kali ini, Wuling menambah lini mobil listriknya. Mereka membuka pemesanan model baru, yakni Cloud EV, yang sempat mejeng di IIMS 2024. Disebutkan dalam presentasi mereka, kisaran harga Cloud EV adalah Rp 410 juta, untuk harga Jakarta.
Dian Asmahani, Sales & Marketing Director Wuling Indonesia memastikan pengunjung PEVS sudah bisa memesan Cloud EV. ”Mobil listrik terbaru ini sudah bisa dipesan mulai hari ini (Selasa). Mobil ini mengedepankan kenyamanan layaknya rumah. Joknya bergaya sofa Italia yang bisa direbahkan lebih dari 130 derajat,” kata Dian.
Pengunjung yang mulai berdatangan pada sore hari itu melihat langsung interior Cloud EV. Mereka rata-rata merasakan kelembutan jok yang dibuat bergelembung itu. Mobil dengan kapasitas lima penumpang ini telah mengampu sistem perintah suara dalam bahasa Indonesia. Perintah suara itu juga bisa untuk membuka pintu bagasi belakang. Pengaturan fungsi mobil terpusat di layar tengah berukuran 15,6 inci.
Seperti Neta, Wuling juga memberi garansi seumur hidup untuk perawatan baterai, motor listrik dan unit pengontrolnya. Pengisi daya listrik rumahan juga diberikan gratis. Pengguna lama Wuling akan mendapat kortingan Rp 5 juta kalau beli Cloud EV. Promosinya jor-joran. Cloud EV rasanya pantas jadi pilihan pengguna Air EV jika hendak naik kelas.
Sisi interior Wuling Cloud EV menggunakan jok lembut bergelembung. Kenyamanan menjadi faktor utama mobil listrik berkapasitas lima penumpang ini.
Jenama DFSK, yang tergolong pemain lama di kancah mobil asal China seperti Wuling, juga memajang lini mobil listriknya. Di anjungannya, mereka memajang empat unit Seres E1 yang berdimensi mirip Wuling AirEV. Seres E1 pertama kali hadir di Indonesia lewat ajang PEVS tahun lalu. Mobil mungil ini terdiri dari dua varian, yakni E1 B-Type dengan harga Rp 189 juta dan E1 L-Type dengan harga Rp 219 juta (berlaku di Jakarta).
Selain itu, mereka juga membawa tiga model Gelora E yang umumnya dipakai sebagai kendaraan niaga. Pada pembukaan pameran, DFSK menandatangi perjanjian kerja sama dengan perusahaan PT Anugerah Pharmindo Lestari dan CV Delima Mandiri. Dua perusahaan ini bakal memakai Gelora E sebagai mobil operasional, terutama terkait urusan distribusi.
”Gelora E adalah kendaraan listrik yang ada di segmen komersial ringan. Beberapa perusahaan telah memakai mobil ini sebagai kendaraan operasional. Varian minibusnya juga telah dipakai sebagai angkutan umum listrik di Bogor sejak April tahun ini,” kata Doni, Head of Sales & Marketing PT Sokonindo Automobile, perusahaan yang memayungi DFSK dan Seres di Indonesia.
DFSK Gelora E yang merupakan mobil niaga bisa dimodifikasi sebagai campervan, seperti yang terlihat di pembukaan pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (30/4/2024). Pameran berlangsung hingga Minggu (5/5/2024).
Perusahaan jasa transportasi PT Blue Bird menyingkap mobil terbaru yang bakal menjadi armada taksi mereka. Mobil tersebut adalah BYD e6 terbaru dengan model MPV. Model baru ini direncanakan akan melayani penumpang pada kuartal ketiga tahun ini. ”Pemesanan pertama (BYD e6 terbaru) berjumlah 25 unit. Mobil ini lebih nyaman karena memang diperuntukkan sebagai mobil penumpang,” kata Andrew Arristianto, Chief Strategy Officer PT Blue Bird.
Perusahaan taksi ini mulai memakai mobil listrik sejak 2019. Hingga kini ada sekitar 200 unit mobil listrik yang dipakai wara-wiri. Andrew mengatakan, sejalan dengan visi perusahaan untuk menekan emisi karbon, armada mobil listrik akan terus bertambah. ”Pada tahun 2030, kami menargetkan 10 persen armada kami adalah mobil listrik,” kata Andrew.
Bagi perusahaan transportasi, penggunaan mobil listrik dianggap menguntungkan dari segi perawatan karena mekanismenya tidak serumit mobil bermesin bakar. Meski begitu, Andrew mengakui nilai investasi pembelian unit tergolong tinggi karena harga mobil listrik relatif lebih mahal dibandingkan mobil konvensional.
Sumber dari:
https://www.kompas.id/baca/gaya-hidup/2024/05/01/etalase-geliat-kendaraan-listrik