Bapak EV Asia’, Chen Qing Quan menilai Indonesia dan China bisa menguasai pasar mobil listrik di kancah global. Dia berharap kedua negara bisa bekerja sama mengembangkan produk Battery Electric Vehicle (BEV).

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan saya berharap Indonesia dan Tiongkok dapat bekerja sama, karena saat ini adalah masa keemasan hubungan antara Indonesia dan Tiongkok. Kita harus meraih masa keemasan ini dan memimpin dunia,” katanya saat menghadiri konferensi mobil listrik di Bali, Kamis (10/7).
Dia mengatakan, pemerintah Indonesia perlu mendorong adanya inovasi, pengetahuan, meningkatkan infrastruktur industri dan kebijakan terkait mobil listrik tujuan tersebut dapat tercapai.
Selain itu, bonus demografi Indonesia menjadi salah satu keuntungan untuk memperluas jangkauan pengguna mobil listrik sehingga untuk mencapai ‘smart city‘, juga lebih gampang. Hal ini karena anak muda cenderung lebih suka pada media atau sarana berteknologi canggih.
Dia mengatakan, salah satu daerah yang cocok jadi pilot project pembangunan kawasan industri mobil listrik dan penggunaannya ada di Bali. Hal ini karena pemerintah setempat telah memiliki aturan tentang penggunaan energi bersih.
Tertera Peraturan Gubernur No. 48 Tahun 2019 tentang kendaraan listrik berbasis baterai, Rencana Aksi Daerah KBLBB 2022–2026 dengan 5 pilar strategi, dan kebijakan internal seperti transportasi listrik bagi ASN dan pengembangan BRT listrik (Sarbagita E-BRT).
Selain itu, Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia atau Periklindo sebenarnya sedang berencana membangun tujuh pusat produksi mobil listrik. Beberapa lokasinya direncanakan di Jakarta, Batam, Surabaya, Semarang, Bali, dan lainnya.
“Jadi, Indonesia memiliki negara yang besar, populasi yang besar, dan struktur populasi yang baik. Namun bagaimana mengubah potensi tersebut menjadi kenyataan,” katanya.
Lantas, siapakah sosok Chen Qing Quan yang disebut-sebut sebagai bapak EV Asia itu? Dikutip dari berbagai sumber salah satunya DayDayNews, ia merupakan lulusan South China University of Technology (SCUT) dan melanjutkan studi doktoral di Inggris.
Tak banyak literatur yang mengungkapkan profil beliau secara gamblang. Latar belakang pendidikannya mengantarkan namanya erat di bidang teknik listrik, khususnya kelistrikan kendaraan, teknologi energi baru, dan sistem transportasi pintar.
Dikatakan pula, Chen Qing Quan merupakan tokoh yang getol dan menjadi pionir riset kendaraan listrik di Asia era 1980-an. Ia juga yang pertama mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik dan memimpin proyek nasional terkait EV di Tiongkok.
Kebijakan New Energy Vehicle (NEV) yang berlaku di China saat ini juga sebagian merupakan buah andil dari Chen Qing Quan. Sejumlah jabatan penting juga pernah diembannya, seperti profesor Fakultas Teknik di University of Hong Kong (HKU).
Kemudian juga sebagai anggota Chinese Academy of Engineering (CAE), mantan Presiden World Electric Vehicle Association (WEVA), hingga pendiri dan Presiden Kehormatan Asian Electric Vehicle Association (AEVA), organisasi yang mempromosikan pengembangan EV di Asia.
Sumber dari: https://kumparan.com/kumparanoto/25QqhjFRvTu/full?utm_source=App&utm_medium=wa&shareID=dRxIewz7WHfp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *