Prof Ching-Chuen Chan menyebut Bali bisa menjadi model pengembangan EV di Indonesia bahkan dunia.

MANGUPURA, NusaBali

Pemerintah Provinsi Bali siap menjadi bagian penting pengembangan Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik dunia. Sebagai destinasi wisata dunia, Bali akan menjadi living lab untuk menguji ide-ide terkini teknologi EV.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta saat penutupan Periklindo EV Conference 2025 di Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Jumat (11/7). Konferensi tersebut mempertemukan para pemangku kepentingan utama dari berbagai belahan dunia dalam satu semangat yang sama mewujudkan mobilitas masa depan yang rendah emisi, cerdas, dan berkelanjutan.
Termasuk membahas berbagai topik terkait perkembangan paling terkini EV, terobosan inovatif berupa robot humanoid dalam lini produksi otomotif, paparan para ahli telah membuka cakrawala dan juga menginspirasi langkah-langkah nyata menuju masa depan transportasi yang berkelanjutan.
“Semua diskusi ini menegaskan satu hal transformasi menuju kendaraan listrik dan mobilitas berkelanjutan bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi sebuah keniscayaan yang harus direspons dengan kebijakan yang progresif, teknologi yang adaptif, serta sinergi lintas sektor yang kuat,” kata Samsi.
Pemprov Bali telah menyatakan komitmen penuh dalam mendukung transformasi mobilitas rendah emisi beserta ekosistemnya. Kolaborasi lintas sektor, dengan pemerintah pusat, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat, didorong untuk membangun ekosistem kendaraan listrik yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai daerah dengan karakteristik pariwisata yang kuat, kata Samsi, Bali memiliki kebutuhan mobilitas yang unik. Pertumbuhan kawasan perkotaan yang sporadis, tersebar, dan dengan infrastruktur jalan yang relatif sempit, menuntut solusi mobilitas yang tidak konvensional.
Dalam konteks pengembangan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), kondisi ini membuka peluang strategis untuk menciptakan pasar ceruk (niche market) melalui produk dan solusi kendaraan listrik yang disesuaikan dengan kondisi lokal Bali. Kawasan wisata Kuta, Sanur, Ubud, dan Nusa Penida pun disiapkan menjadi lokasi pertama pengembangan kendaraan ramah lingkungan.
Samsi yakin kombinasi antara komitmen kuat Pemprov Bali dan peluang solusi mobilitas ramah lingkungan yang tersedia di Bali, sebagai daerah wisata yang punya karakteristik wilayah yang unik, menjadikan Bali sebagai kandidat living lab yang ideal untuk menguji ide, inovasi, dan teknologi baru untuk membangun masyarakat yang cerdas (smart societies) yang digagas dari konferensi ini.
“Mari kita lanjutkan semangat kolaborasi yang telah terbangun dalam konferensi ini, dan bersama-sama kita wujudkan masa depan mobilitas yang lebih bersih, cerdas, dan berkelanjutan, dimulai dari Bali,” kata Samsi di hadapan para delegasi dunia.
Upaya Bali mengembangkan ekosistem kendaraan ramah lingkungan mendapat dukungan salah satu tokoh utama EV dunia Prof Ching-Chuen Chan. Saat konferensi Bapak EV Asia itu, dia menyebut Bali bisa menjadi model pengembangan EV di Indonesia bahkan dunia.
Pakar EV berbasis di Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok, itu mengatakan Bali telah melangkah cukup jauh, baik dari segi regulasi maupun implementasi. Posisi Bali sebagai sebuah pulau juga memudahkan menjadi sebuah laboratorium transformasi kendaraan listrik. “Saya pikir Bali akan bisa menjadi model di dunia karena Bali adalah pulau yang dekat (kecil, Red), memiliki keuntungan dalam hal mengatur regulasi,” ujarnya.
Sumber dari: https://www.nusabali.com/berita/196736/pariwisata-pintu-masuk-pengembangan-ev-di-bali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *