Perkumpulan Industri  Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) bersama Gemalindo Kreasi Indonesia menggelar Periklindo  Electric Vehicle Conference (PEVC) 2025 pada 10–11 Juli 2025 di Jimbaran Convention Center, Bali. Ketua Umum PERIKLINDO, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, saat membuka kegiatan mengatakan konferensi ini sangat penting guna mewujudkan tiga agenda besar mewujudkan ekonomi hijau dimulai dari  mobil listrik dan transisi energi, semua dimulai dari Bali karena Bali memiliki Bali memiliki potensi menjadi model replikasi nasional dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV).

“Bali adalah tempat ideal untuk inovasi dan kebijakan kendaraan listrik yang bisa diterapkan secara nasional,” ujar Moeldoko, Kamis 10 Juli 2025 di Jimbaran.

Dikatakan ada tiga agenda besar yang dijalankan oleh PERIKLINDO yaitu bagaimana mempromosikan EV, bagaimana setelah dipromosikan disosialisasikan melalui berbagai kegiatan seminar dan konferensi. “Misi berikutnya adalah bagaiman disitu terjadi sebuah negosiasi dan kemarin kita sudah menjalankan ada sebuah transaksi yang luar biasa berkembangnya, yang sebelumnya transaksi hanya Rp400 milian kemarin terjadi transaksi hampir Rp1 triliun,” ungkapnya.

Selain itu misi besar PERIKLINDO dikatakan bagaimana sebagai sebuah asosiasi terlibat dalam konteks yang lebih makro dari sisi transisi energi. ini agenda besar yang telah dibicarakan oleh para kepala negara di G20. “Kita punya misi yang kuat bagaiman transisi energi itu tercapai pada 2060, bahkan bisa dipercepat pada 2050. Di Indonesia berkomitmen capai Net Zero Emission pada 2060. Disitu kita ambil peran yang sangat penting melalui berbagai diskusi, seminar dan konfrensi,”ujarnya.

Selian bicara transisi energi dalam konteks global, dikatakan ada yang lebih penting bersifat mikro yaitu membicarakan sirkuler ekonomi. ”Masyarakat harus tahun bahwa batrai setelah digunakan untuk kendaraan listrik nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, untuk pertanian, perikanan dan seterusnya. Setelah batrai itu mengalami penyusutan lebih jauh maka batrai itu nanti akan didaur ulang sehingga nanti tidak ada lagi bahwa batrai itu merusak lingkungan. Proses ekonomi sirkuler inilah yang sangat penting menjadi agenda global masyarakat menuju ekonomi sirkuler,” paparnya.

Mengusung tema “Empowering the Future: Navigating Trends and Challenges in the Global EV Landscape”, PEVC 2025 tidak hanya menyajikan diskusi-diskusi mendalam seputar kebijakan dan teknologi, tetapi juga menghadirkan beragam inovasi revolusioner, mulai dari mobil terbang asal Tiongkok, robot humanoid berteknologi tinggi, hingga arsitektur baterai generasi baru (Bedrock Chassis) yang akan mengubah cara produksi kendaraan listrik secara global.

Dikatakan menariknya forum akan memperkenalkan bagaiman mobilitas kedepan, kalau sekarang hanya mengenal mobilitas horozontal (maju, mundur samping kanan, kiri, red) tapi kedepan mobilitas dunia akan beralih secara perlahan bagaiman nantinya akan menggunakan flying. “Teknologi ini diperkenalkan dalam konferensi. Dulu mungkin kita masih berangan – angan sekarang sudah nyata akan kita hadapi,” terangnya.

Prof. C.C. Chan, Bapak EV Asia mengatakan Indonesia punya potensi besar dalam pengembangan EV karena punya pasar yang besar. “Saya harap Indonesia dan Tiangkok bisa bekerjasama dengan baik. Karena sekarang adalah tahun emas perkembangan EV, semoga bisa menjadi leader di dunia. Kita tidak hanya mengembangkan transportasi listrik, tapi kita akan mengubah dunia menuju smart energy, smart transportation, smart city, smart environment. Saya harap Bali bisa menjadi percontohan bagi dunia,” harap Prof Chan.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Dr. Ir. I Gde Wayan Samsi Gunarta, M.Appl., Sc., yang hadir mewakili Gubernur Bali mengatakan Pemerintah Provinsi Bali sangat mendukung Ekonomi Hijau dan Kendaraan Listrik serta transisi energi, saat ini Pemprov Bali sedang menyiapkan aksi yang baru hingga 2032. “Kunci utama untuk menyukseskan ini adalah menyiapkan masyarakat bisa menerima EV ini dengan baik, menyiapkan kendaraannya yang kira-kira cocok untuk Bali, kemudian mempersiapkan industri di belakangnya karena ada batrai yang harus diurus dan tipe -tipe kendaraan yang perlu dibuat yang spesifik disesuaikan dengan kebutuhan pariwisata,” ujar Samsi.

Selain itu perlu disiapkan infrastruktur, dimana charger-charger harus ditempatkan sehingga harus disiapkan lokasi-lokasi dimana harus dibangun. Hal ini yang sedang dirancang, selain tengah mencari investor yang akan melaksanakan hal tersbuet, karena pemerintah tidak bisa mengerjakan semuanya sendiri.

Sumber dari: https://baliwakenews.com/periklindo-ev-conference-2025-wujudkan-ekonomi-hijau-dan-kendaraan-listrik-dari-bali/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *