Upaya Bali mengembangkan ekosistem kendaraan ramah lingkungan mendapat dukungan salah satu tokoh utama EV (electric vehicle) dunia Prof Ching-Chuen Chan.

 

Dengan sejumlah keunggulan yang dimiliki, Bapak EV Asia itu yakin Bali akan jadi model pengembangan EV di Indonesia bahkan dunia.
Pakar EV berbasis di Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok, itu mengatakan Bali telah melangkah cukup jauh, baik dari segi regulasi maupun implementasi. Posisi Bali sebagai sebuah pulau juga memudahkan menjadi sebuah laboratorium transformasi kendaraan listrik. “Saya pikir Bali akan bisa menjadi model di dunia karena Bali adalah pulau yang dekat (kecil, Red), memiliki keuntungan dalam hal mengatur regulasi,” ujar Prof Chan pada acara Periklindo EV Conference 2025 di Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Kamis (10/7).
Lebih jauh pria kelahiran Magelang Jawa Tengah ini mengatakan, peluang Bali atau Indonesia secara keseluruhan sangat besar dalam mengembangkan industri kendaraan listrik. Menurutnya  Indonesia memiliki sumber daya manusia yang hanya perlu dikembangkan inovasi dan edukasinya. Selain itu pangsa pasar yang sangat besar akan menjadi sebuah potensi yang harus dimanfaatkan. “Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi, jadi kuncinya adalah Indonesia harus meningkatkan kebijakan, meningkatkan infrastruktur, sudah memiliki pasar yang besar, populasi yang besar. Jadi jika membandingkan dengan negara tetangga, Indonesia jauh lebih baik,” ujar Prof Chan.
Sementara Ketua Umum Periklindo Moeldoko dalam kesempatan sama mengatakan, Bali saat ini sedang disiapkan untuk menjadi percontohan pengembangan ekosistem kendaraan listrik Indonesia. Namun demikian, Moeldoko melihat ada sejumlah tantangan seperti ketersediaan SPKLU untuk pengisian daya yang masih perlu ditambah. Selain itu juga kurangnya respons dari pihak perbankan dalam membantu pendanaan kendaraan listrik juga masih perlu didorong.
Meski banyak tantangan, mantan Kepala Staf Kepresidenan itu optimistis dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik, terbukti dari capaian-capaian yang selama ini terjadi. Jika dibandingkan dengan Thailand dan Vietnam, regulasi Indonesia menghasilkan insentif pajak yang lebih tinggi, kemudian dalam setahun terakhir kesadaran akan kendaraan listrik meningkatkan penjualan dari 4-5 persen menjadi 10 persen. “Target kami tahun ini mengukurnya di Electric Vehicle Show, bisa diukur dari satu tingkat promosi, transaksinya, tahun yang lalu Rp 400 miliar, tahun ini mendekati Rp 1 triliun,” ucap Moeldoko.
Sumber dari: https://www.nusabali.com/berita/196666/tiongkok-dukung-bali-jadi-pulau-kendaraan-listrik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *