Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan, pemerintah terlalu banyak menggelontorkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kondisi ini sudah terjadi selama bertahun-tahun.
“RI juga sangat menikmati perkembangan mobil listrik ini, kenapa? Karena APBN cukup besar digunakan memberi subsidi untuk BBM,” kata Moeldoko pada pembukaan Periklindo pada ajang Electric Vehicle Show (PEVS), Rabu (17/5/2023).
Jika terus menerus berlangsung, anggaran pemerintah yang keluar untuk biaya APBN bisa terus membengkak. Padahal banyak sektor lain yang memerlukan anggaran besar dari subsidi BBM ini.
“Nanti setelah secara masif seluruh masyarakat beralih ke kendaraan listrik saya bisa pastikan bahwa pembangunan sektor lain akan bertumbuh, karena akan ada pergeseran APBN yang tadinya untuk dibakar menjadi sesuatu yang bermanfaat baik ke sektor kesehatan pendidikan dan sektor sosial lainnya,” kata Moeldoko.
Sebagai catatan, anggaran subsidi energi 2023 tembus Rp212 triliun. Angka tersebut termasuk subsidi BBM jenis tertentu sebesar Rp21,5 triliun, naik Rp600 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp20,9 triliun.
Keberpihakan pemerintah pada mobil listrik diharapkan dapat menarik minat lebih banyak investor serius.
“Untuk itu saya berharap teman-teman para pengusaha, inovator, pemegang kebijakan jangan ragu-ragu bahwa EV (kendaraan listrik) adalah mobil masa depan untuk kepentingan dunia yang semakin bersih,” ujar Moeldoko.
Sumber dari:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230517142021-4-438203/tiba-tiba-moeldoko-kritik-subsidi-bbm-bilang-begini